Pada tanggal 8 Mei 2015, E-Lounge Entertainment Plaza menghadirkan Maliq & d’Essentials sebagai pengisi acara. Sebelum tampil, pada sore harinya diadakan jumpa pers bertempat di Mini Lounge Entertainment Plaza. Jumpa pers sendiri berlangsung santai dan sangat akrab. Fokus dari jumpa pers ini menyoroti perubahan musikalitas Maliq.
Perubahan musik Maliq & d’Essentials berawal di album kelima Sriwedari dan keenam Musik Pop karena mereka bereksperimen dengan nuansa baru. Diakui oleh Angga, sang vokalis, prosesnya berjalan alami tidak ada yang dipaksakan. Mereka bermusik mengikuti perasaan yang dialami dan cocok dengan konsep dua album terakhir mereka. Imej Maliq sebagai band jazz disematkan oleh media ketika mereka tampil di Java Jazz Festival 2005 dan dikenal luas oleh publik. Padahal awalnya musik yang dimainkan Maliq adalah RnB dan juga soul. Perubahan musikalitas ini untuk kepentingan dari Maliq, mencegah kebosanan dalam berkreasi. Ada strategi berbeda dalam mengenalkan musik Maliq kepada penggemar lama maupun menyasar penggemar baru. Sejauh ini, fans Maliq bisa menerima perubahan musik Maliq. Pergantian personil sedikit banyak mempengaruhi musikalitas Maliq. Perpaduan ide antara personil lama dan baru memungkinkan Maliq untuk bereksperimen dalam bermusik. Mulai album kelima, Maliq tidak lagi berada di bawah naungan major label. Perubahan pada album kelima bukanlah sebuah perayaan atas kebebasan dari major label karena selama bergabung, Maliq diberikan kebebasan untuk berkreasi. Pengaruh perubahan bermusik ini disebabkan oleh semakin kayanya inspirasi yang didapat dan bisa dituangkan ke dalam musik mereka. Dibandingkan album sebelumnya, album Musik Pop berisi materi yang cukup berat. Pendekatan ini yang ingin dicoba oleh Maliq. Pemilihan nama album sendiri terinspirasi dari nuansa musik pop pada tahun 70an, sehingga tidak berkesan berat. Maliq ingin agar masyarakat mendengar nuansa album Maliq dan memberikan informasi baru mengenai referensi musik. Selama 13 tahun berkarir, menurut Indah, salah satu vokalis, album paling berkesan adalah album Musik Pop. Dari segi proses pembuatan, Maliq menemukan cara ternyaman menurut mereka untuk membuat lagu. Momen pembuatan lagu dianggap seperti bermain karena semakin mengulik apa yang bisa dilakukan dengan lagu-lagu baru. Sedangkan menurut Angga, album pertama dan kelima merupakan album yang dianggap paling berat. Album pertama karena itulah pertama kali Maliq masuk studio dan belum tahu seperti apa keadaan pasar. Album kelima karena ini adalah album pertama selepas Maliq keluar dari major label. Proses rekaman hingga strategi marketing mulai dipikirkan sendiri oleh Maliq. Maliq dikenal sebagai band yang romantis namun memiliki improvisasi yang cukup baik dalam mengaransemen lagu. Dapat dipastikan setiap kali tampil, Maliq akan memberikan nuansa berbeda dalam membawakan lagu-lagunya. Pada album-album awal, Widi, sang drummer, terlibat banyak dalam komposisi lagu. Mulai album keempat, proses kreatif mulai dikerjakan bersama. Dari segi penulisan lirik, bisa dibilang terinspirasi dari kisah hidup penciptanya. Semua tergantung dari momen yang sedang dialami oleh personilnya. Sisi romantis Maliq mulai bergeser dari yang sekedar percintaan pasangan menjadi lebih berbicara tentang keluarga dan juga kehidupan. Pada ulang tahun Maliq yang ke-13, mereka merilis single baru berjudul Aurora yang saat ini sudah beredar. Dalam proses kreatif, mereka mementingkan kenyamanan, tidak terjebak oleh keinginan pasar. Apa yang sedang mereka lakukan dalam bermusik harus membuat mereka nyaman. Pada album Musik Pop, Maliq beralasan bahwa sudah saatnya music Maliq berevolusi, tidak memainkan suatu genre tertentu. Ke depannya mereka akan mempertahankan gaya bermusiknya hingga Maliq sendiri siap untuk berevolusi lagi. Jumpa pers diakhiri dengan foto bersama seluruh personil Maliq & d’Essentials. *Terima kasih kepada kontributor kami Nidya Candra untuk laporannya
0 Comments
Leave a Reply. |
Upcoming EventSupport Us at Patreon! |