Jika kalian sering menyambangi Colosseum Club, tentu tidak asing lagi dengan sosok Six Pratama, Osvaldo Nugroho dan MC Rongkie. Mereka bertiga adalah para resident yang siap menghibur pengunjung Colosseum Club setiap malam. Ketiganya lebih dikenal dengan Trilions. Kami masih ingat ketika kami melakukan wawancara dengan Trilions pada bulan November 2014. Saat itu, kami duduk dengan Six Pratama dan MC Rongkie. Osvaldo Nugroho sendiri sedang tampil di atas panggung. Kami berbincang mengenai Trilions dan rencana mereka ke depan. Ide pembentukan Trilions datang dari pihak Colosseum sendiri. Ide awalnya adalah menyatukan 2 DJ dan MC untuk menghibur pengunjung yang datang. Dengan kata lain, ada 3 singa yang menjaga Colosseum dan semua yang masuk ke dalamnya harus mematuhi singa penjaga ini. Personil Trilions sendiri sudah saling kenal sebelum mereka bergabung di Colosseum dan sering bermain bersama. Faktor inilah yang menyebabkan mereka dipersatukan dalam Trilions. Menyatukan tiga kepala bukan hal yang mudah, namun Trilions sudah menemukan suatu cara tersendiri. “Kalau cara nyatuinnya, kita kan seminggu sekali pasti ketemu dan waktu mainnya berdekatan,” kata Six. Sering mendengarkan satu sama lain bermain, secara tidak langsung mereka mempelajari cara dan selera musik rekannya. Trilions tidak pernah menyisihkan waktu khusus untuk latihan, tapi mereka sudah tahu musik seperti apa yang ingin dibuat. “Six punya policy, Oos (Osvaldo) juga punya. Kadang-kadang gue jadi jembatan di tengah-tengah,” kata Rongkie. Ketiganya saling mengisi dan saling memberikan masukan dalam pembuatan musik. Tidak pernah terjadi konflik yang besar. Setiap pembuatan lagu, otomatis satu sama lain sudah tahu gaya apa yang harus dimasukkan dalam aransemen lagu. Belum lagi ketiganya sudah tahu seperti apa tipe pengunjung yang datang ke Colosseum sehingga bisa memperkirakan pada saat seperti apa lagu mereka bisa dimainkan. Membicarakan jenis musik yang dimainkan oleh Trilions, Six mengatakan pada dasarnya adalah progressive house. “Basic gw mainnya deep house, sama ke techno. Osvaldo juga aslinya trance. Sama-sama suka progressive house. Jadi ketemu di tengah,” kata Six. Sebagai dj resident, Trilions bertugas untuk menjaga mood dari pengunjung agar tetap tinggi. “Kita adalah singa yang dilepas untuk muter-muter di Colosseum. Kalau ada DJ luar mainnya tanggung, yang lebih dapat pecahnya itu ya Trilions,” kata Six. Menurut Rongkie, resident harus peka pada perubahan mood pengunjung. “Jam 12 sampai jam 1 malam, lalu lintas di pengunjung adalah mereka memesan minuman dan menikmati minuman,” kata Rongkie. Maka musik yang dimainkan tidak terlalu kencang dan sebagai MC, Rongkie tidak terlalu mengajak pengunjung untuk berjoget karena mereka sedang menikmati minumannya. Jika pengunjung sudah mulai beranjak ke depan panggung, pertanda mereka siap menikmati musik dengan tempo yang sedikit tinggi. “Jam terbang mempengaruhi bagaimana seorang DJ meramu musik untuk menjaga mood pengunjung,” kata Rongkie. Walaupun sudah sering tampil bertiga di Colosseum, penampilan perdana Trilions bermain di festival ketika Djakarta Warehouse Project 2014 lalu. “Kita udah dapat kesempatan untuk main di acara paling besar, mungkin di Asia, kita gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini,” kata Six. Baik Six maupun Osvaldo sudah beberapa kali mengisi acara DWP sebelumnya sebagai personal. Dalam setiap penampilan di Colosseum maupun di tempat lain, Trilions tidak mendidik selera pengunjung menuju komersil. Dari personal masing-masing, baik Six maupun Osvaldo juga meminimalisir musik komersil dalam setiap penampilannya. “Kita lebih suka lagu yang orang gak kenal tapi ketika kita mainin orang berpendapat keren,” kata Six.
Ketika ditanya bagaimana mereka bertiga menjaga chemistry Trilions, Rongkie dengan tegas menjawab, “Dengan vape!” Six menambahkan bahwa mereka lebih memikirkan vape daripada lagu-lagu yang akan dibawakan, bahkan ketika sudah ada di dj booth. “Dan loe tahu racunnya siapa? Dia ini!” kata Rongkie sambil menunjuk Six. Pembahasan di group messenger didominasi topik mengenai rokok elektrik ini dibandingkan mengenai musik. “Kita mikir, set kita udah oke dan sudah percaya dengan diri kita masing-masing juga. Jadi kita mikirin hobi,” kata Six. Personil Trilions langganan masuk nominasi bahkan menang beberapa penghargaan. Bahkan Trilions sendiri masuk nominasi Paranoia Award 2014 untuk nominasi kategori Resident DJ of The Year. “Kita harus mikirin kualitas daripada penghargaannya,” kata Six. Rongkie menambahkan, jika menang penghargaan namun kualitas menurun, itu adalah tanda tanya besar. Bagi Rongkie, masuk nominasi ataupun menang penghargaan merupakan suatu compliment, menjadi pemacu untuk berkarya lebih baik. “Menang gak menang, kalau loe emang berkualitas, semua orang akan tahu,” kata Six. Penilaian itu datang dari pengunjung. Penghujung tahun 2014 yang lalu, Trilions merilis singel berjudul "One Zero Zero One" sebagai persiapan menuju penampilan mereka di DWP 2014 dan dibagikan gratis kepada publik. Trilions sendiri menyertakan singel ini di hampir setiap penampilan mereka dan respon yang diterima cukup positif. Mereka baru mengunggah singel ini di akun Soundcloud mereka agar semakin banyak orang bisa menikmati singel, yang menurut kami keren banget, kapan pun dan dimana pun. Di tahun 2015, Trilions sendiri sudah merencanakan tur ke 12 kota. Dimulai pada bulan Februari 2015 lalu di Semarang, Trilions siap menyambangi kota-kota besar antara lain di Jawa, Bali dan Sulawesi. Mereka juga aktif di media social dengan membuka akun Instagram, Twitter, dan juga Soundcloud. Dengan akun-akun ini, Trilions aktif mempromosikan kegiatan mereka. Sukses untuk Trilions!
0 Comments
Leave a Reply. |
Upcoming EventSupport Us at Patreon! |